Senin, 27 Desember 2010

Inilah Rahasia Keajaiban Air

“Hal Jazaaul Ihsaan Illal Ihsaan”
(“Tiada Balasan kebaikan melainkan kebaikan juga…”), “Dan Kami ciptakan dari air segala sesuatu yang hidup.” (Q.S. Al Anbiya:30)       

30. Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?


Dalam kitab-kitab tafsir klasik, ayat tadi diartikan bahwa tanpa air semua akan mati kehausan. Tetapi di Jepang, Dr. Masaru Em oto dari Universitas Yokohama dengan tekun melakukan penelitian tentang perilaku air.

Air murni dari mata air di Pulau Honshu didoakan secara agama Shinto, lalu didinginkan sampai -5oC di laboratorium, lantas difoto dengan mikroskop elektron dengan kamera kecepatan tinggi. Ternyata molekul air membentuk kristal segi enam yang indah.

Percobaan diulangi dengan membacakan kata, “Arigato (terima kasih dalam bahasa Jepang)” di depan botol air tadi. Kristal kembali membentuk sangat indah. Lalu dicoba dengan menghadapkan tulisan huruf Jepang, “Arigato”. Kristal membentuk dengan keindahan yang sama. Selanjutnya ditunjukkan kata “setan”, kristal berbentuk buruk. Diputarkan musik Symphony Mozart, kristal muncul berbentuk bunga. Ketika musik heavy metal diperdengarkan, kristal hancur.

Ketika 500 orang berkonsentrasi memusatkan pesan “peace” di depan sebotol air, kristal air tadi mengembang bercabang-cabang dengan indahnya. Dan ketika dicoba dibacakan doa Islam, kristal bersegi enam dengan lima cabang daun muncul berkilauan. Subhanallah.

Dr. Emoto akhirnya berkeliling dunia melakukan percobaan dengan air di Swiss, Berlin, Prancis,
Palestina, dan ia kemudian diundang ke Markas Besar PBB di New York untuk mempresentasikan temuannya pada bulan Maret 2005 lalu.

Ternyata air bisa “mendengar” kata-kata, bisa “membaca” tulisan, dan bisa “mengerti” pesan. Dalam bukunya The Hidden Message in Water, Dr. Masaru Emoto menguraikan bahwa air bersifat bisa merekam pesan, seperti pita magnetik atau compact disk.

Semakin kuat konsentrasi pemberi pesan, semakin dalam pesan tercetak di air. Air bisa mentransfer pesan tadi melalui molekul air yang lain. Barangkali temuan ini bisa menjelaskan, kenapa air putih yang didoakan bisa menyembuhkan si sakit.

Dulu ini kita anggap musyrik, atau paling sedikit kita anggap sekadar sugesti, tetapi ternyata molekul air itu menangkap pesan doa kesembuhan, menyimpannya, lalu vibrasinya merambat kepada molekul air lain yang ada di tubuh si sakit.

Tubuh manusia memang 75% terdiri atas air. Otak 74,5% air. Darah 82% air. Tulang yang keras pun mengandung 22% air. Air putih galon di rumah, bisa setiap hari didoakan dengan khusyu kepada Allah, agar anak yang meminumnya saleh, sehat, dan cerdas, dan agar suami yang meminum tetap setia. Air tadi akan berproses di tubuh meneruskan pesan kepada air di otak dan pembuluh darah.

Dengan izin Allah, pesan tadi akan dilaksanakan tubuh tanpa kita sadari. Bila air minum di suatu kota didoakan dengan serius untuk kesalehan, insya Allah semua penduduk yang meminumnya akan menjadi baik dan tidak beringas.

Rasulullah saw. bersabda, “Zamzam lima syuriba lahu”, “Air zamzam akan melaksanakan pesan dan niat yang meminumnya”. Barangsiapa minum supaya kenyang, dia akan kenyang. Barangsiapa minum untuk menyembuhkan sakit, dia akan sembuh.

Subhanallah … Pantaslah air zamzam begitu berkhasiat karena dia menyimpan pesan doa jutaan manusia selama ribuan tahun sejak Nabi Ibrahim a.s.
Bila kita renungkan berpuluh ayat Al Quran tentang air, kita akan tersentak bahwa Allah rupanya selalu menarik perhatian kita kepada air.Bahwa air tidak sekadar benda mati. Dia menyimpan kekuatan, daya rekam, daya penyembuh, dan sifat-sifat aneh lagi yang menunggu disingkap manusia. Islam adalah agama yang paling melekat dengan air.

Shalat wajib perlu air wudlu 5 kali sehari. Habis bercampur, suami istri wajib mandi. Mati pun wajib dimandikan. Tidak ada agama lain yang menyuruh memandikan jenazah, malahan ada yang dibakar.
Tetapi kita belum melakukan zikir air. Kita masih perlakukan air tanpa respek. Kita buang secara mubazir, bahkan kita cemari. Astaghfirullah.

Seorang ilmuwan Jepang telah merintis. Ilmuwan muslim harus melanjutkan kajian kehidupan ini berdasarkan AlQuran dan hadis.
Wallahu a’lam …

GERAKAN SHALAT BERMANFAAT UNTUK KESEHATAN TUBUH


Quantcast
Shalat ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat nanti, 
tetapi gerakan-gerakan shalat paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. 
Bahkan dari sudut medis, shalat adalah gudang obat dari berbagai jenis pnyakit.
 
Allah, Sang Maha Pencipta, tahu persis apa yang sangat dibutuhkan oleh ciptaanNya, 
khususnya manusia. Semua perintahNya tidak hanya bernilai ketakwaan, 
tetapi juga mempunyai manfaat besar bagi tubuh manusia itu sendiri. 
Misalnya, puasa, perintah Allah di rukun Islam ketiga ini sangat diakui manfaatnya 
oleh para medis dan ilmuwan dunia barat. Mereka pun serta merta ikut berpuasa 
untuk kesehatan diri dan pasien mereka.

Begitu pula dengan shalat. Ibadah shalat merupakan ibadah yang paling tepat 
untuk metabolisme dan tekstur tubuh manusia. Gerakan-gerakan di dalam shalat pun 
mempunyai manfaat masing-masing. Misalnya:

Takbiratul Ihram
Berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar tlinga, lalu melipatnya di depan perut 
atau dada bagian bawah. Gerakan ini bermanfaat untuk melancarkan aliran darah, 
getah bening (limfe), dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak m
emungkinkan darah mengalir lancer ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, 
otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancer. 
Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. 
Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.

Ruku’
Ruku’ yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga 
bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. 
Posisi kepala lurus dengan tulang belakang. Gerakan ini bermanfaat untuk menjaga 
kesempurnaan posisi serta fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga 
tubuh dan pusat saraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, 
maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. 
Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi untuk merelaksasikan otot-otot bahu hingga ke bawah. 
Selain itu, rukuk adalah sarana latihan bagi kemih sehingga gangguan prostate dapat dicegah.

I’tidal
Bangun dari ruku’, tubuh kembali tegak setelah mengangkat kedua tangan setinggi telinga. 
tidal merupakan variasi dari postur setelah ruku’ dan sebelum sujud. 
Gerakan ini bermanfaat sebagai latihan yang baik bagi organ-organ pencernaan. 
Pada saat I’tidal dilakukan, organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami
pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Tentu memberi efek melancarkan pencernaan.


Sujud
Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai. 
Posisi sujud berguna untuk memompa getah bening ke bagian leher dan ketiak. 
Posis jantung di atas otak menyebabkan daerah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. 
Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Oleh karena itu, 
sebaiknya lakukan sujud dengan tuma’ninah, tidak tergesa-gesa agar darah 
mencukupi kapasitasnya di otak. Posisi seperti ini menghindarkan seseorang dari gangguan wasir. 
Khusus bagi wanita, baik ruku’ maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi 
kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.


Duduk di antara sujud
Duduk setelah sujud terdiri dari dua macam yaitu iftirosy (tahiyat awal) 
dan tawarru’ (tahiyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. pada saat iftirosy, 
tubuh bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan saraf nervus Ischiadius. 
Posisi ini mampu menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan 
penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarru’ sangat baik bagi pria 
sebab tumit menekan aliran kandung kemih (uretra), kelenjar kelamin pria (prostate) 
dan saluran vas deferens. Jika dilakukan dengan benar, posisi seperti ini mampu
mencegah impotensi.
Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarru’ menyebabkan 
eluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. 
Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan kekuatan
organ-organ gerak kita.


Salam
Gerakan memutar kepala ke kanan dank e kiri secara maksimal. 
Salam bermanfaat untuk bermanfaat untuk merelaksasikan otot sekitar leher 
dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala sehingga mencegah sakit kepala 
serta menjaga kekencangan kulit wajah.





Gerakan sujud tergolong unik. Sujud memiliki falsafah bahwa 
manusia meneundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah 
dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi 
(ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) 
yang di dalami Prof. Soleh, gerakan ini mengantarkan manusia pada derajat 
setinggi-tingginya.
 
Mengapa?
Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak 
terlatih untuk menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi jantung berada 
di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. 
Artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya.
Dengan kata lain, sujud yang tuma’ninah dan kontinu dapat memicu peningkatan
kecerdasan seseorang.

Setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal. 
Darah tidk akan memasuki urat saraf di dalam otak melainkan ketika seseorang sujud dalam shalat. 
Urat saraf tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini berarti, 
darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikuti waktu shalat, 
sebagaimana yang telah diwajibkan dalam Islam.

Riset di atas telah mendapat pengakuan dari Harvard University, Amerika Serikat. 
Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan 
diri masuk Islam setelah diamdiam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud. 
Di samping itu, gerakan-gerakan dalam shalat sekilas mirip gerakan yoga ataupun 
peregangan (stretching). Intinya, berguna untuk melenturkan tubuh 
dan melancarkan peredaran darah.

Keunggulan shalat dibandingkan gerakan lainnya adalah di dalam shalat kita lebih banyak 
menggerakkan anggota tubuh, termasuk jari-jari kaki dan tangan.

Sujud adalah latihan kekuatan otot tertentu, termasuk otot dada. 
Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. 
Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggan wanita. 
Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki 
fungsi kelenjar air susu di dalamnya.

Masih dalam posisi sujud, manfaat lain yang bisa dinikmati kaum hawa 
adalah otot-otot perut (rectus abdominis dan obliqus abdominis externus) 
berkontraksi penuh saat pinggul serta pinggang terangkat melampaui kepala dan dada. 
Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam 
dan lebih lama yang membantu dalam proses persalinan. 
 Karena di dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan 
kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila otot perut telah berkembang 
menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami, 
otot ini justru menjadi elastis. 

Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan 
dan mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).

Setelah melakukan sujud, kita melakukan gerakan duduk.
Dalam shalat terdapat dua jenis duduk: iftirosy (tahiyat awal) dan tawaru’ (tahiyat akhir). 
Hal terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum. 
Bagi wanita, di daerah ini terdapat tiga liang yaitu liang persenggamaan, 
dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih. 

Saat tawarru’, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. 
Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan 
tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri 
akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki 
organ reproduksi di daerah perineum. 

Pada dasarnya, seluruh gerakan shalat bertujuan meremajakan tubuh. 
Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin, 
maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung dengan lancar. 
Alhasil, tubuh senantiasa bugar. 

Menuru penelitian Prof. Dr. Muhammad Soleh dalam desertasinya
yang berjudul “Pengaruh Shalat Tahajud terhadap Peningkatan Perubahan 
Respon Ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Neuroimunologi” 
dengan desertasi itu, Soleh berhasil meraih gelar doctor dalam bidang 
ilmu kedokteran pada program pasca sarjana Universitas Surabaya yang 
dipertahankannya beberapa waktu lalu.

Shalat tahajud ternyata bukan hanya sekedar shalat tambahan (sunah muakkad), 
tetapi jika dilakukan secara rutin dan ikhlas akan bisa mengatasi penyakit kanker. 
Secara medis, shalat tahajud mampu menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imunologi) 
khususnya pada imunoglobin M, G, A, dan limfositnya yang berupa persepsi serta motivasi positif. 
Selain itu, juga dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi 
masalah yang dihadapi.

Selama ini, ulama melihat ikhlas hanya sebagai persoalan mental psikis. 
Namun, sebetulnya permasalahan ini dapat dibuktikan dengan teknologi kedokteran. 
Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai misteri dapat dibuktikan secara kuantitatif 
melalui sekresi hormon kortisol dengan parameter kondisi tubuh. 

Pada kondisi normal, jumlah kortisol pada pagi hari normalnya antra 38-690 nmol/liter. 
Sedangkan pada malam hari atau setelah pukul 24.00, jumlah ini meningkat menjadi 
69-345 nmol/liter.
“Kalau jumlah hormone kortisolnya normal, dapat diindikasikan bahwa 
orang tersebut tidak ikhlas karena merasa tertekan. 
Demikian juga sebaliknya,” ujarnya seraya menegaskan temuannya ini 
membantah paradigma lama yang menganggap ajaran agama Islam semata-mata
dogma atau doktrin.

Menurut Dr. Soleh, orang stress biasanya rentan sekali terhadap penyakit kanker dan infeksi. 
Dengan melakukan tahajud secara rutin dan disertai perasaan ihklas serta tidak terpaksa, 
seseorang akan memiliki respon imun yang baik serta besar kemungkinan terhindar dari 
penyakit infeksi dan kanker.
Berdasarkan perhitungan medis, shalat tahajud yang demikian menyebabkan seseorang 
memiliki ketahanan tubuh yang baik.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber: Eramuslim
Publikasi 02/12/2005 09:50 WIB

Keajaiban Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan

   
 
Benar kiranya jika Al Qur’an disebut sebagai mukjizat.
Bagaimana tidak, ternyata ayat-ayat Al Qur’an yang diturunkan di abad ke 7 masehi 
i mana ilmu pengetahuan belum berkembang (saat itu orang mengira bumi itu rata 
dan matahari mengelilingi bumi), sesuai dengan ilmu pengetahuan modern 
yang baru-baru ini ditemukan oleh manusia.

Sebagai contoh ayat di bawah:
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu 
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.
 Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.
Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” [Al Anbiyaa:30]

Saat itu orang tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu. 
ernyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang dan teori ilmiyah lainnya 
menyatakan bahwa alam semesta (bumi dan langit) itu dulunya satu. 
Kemudian akhirnya pecah menjadi sekarang ini.

Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu 
pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi 
adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. 
Inilah satu kebenaran ayat Al Qur’an. 
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur’an, 
ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.

“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.”
(Al Qur’an, 21:33)

Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam,
tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya.
Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.”
(Al Qur’an, 36:38)


Langit yang mengembang (Expanding Universe)
 
Dalam Al Qur’an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, 
mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya 
Kami benar-benar meluaskannya.” (Al Qur’an, 51:47)

Menurut Al Qur’an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang dicapai 
ilmu pengetahuan masa kini.
Menurut Stephen Hawkings dengan teori Big Bang, sejak terjadinya peristiwa Big Bang, 
alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. 
Teori lain seperti Inflationary juga berpendapat jagad raya terus berkembang. 
Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta 
dengan permukaan balon 
yang sedang ditiup.

Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia
ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap 
dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. 

Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, 
mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan
, dan ia terus-menerus “mengembang”.

Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, 
dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, 
secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak 
dan mengembang. 
Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. 
Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, 
menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi. 



Gunung yang Bergerak

“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, 
padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.” [QS 27:88]

14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. 
Namun dalam Al Qur’an disebutkan gunung itu bergerak.
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. 
Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. 
Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, 
seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua 
pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, 
namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga
terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
     
       
 

Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, 
yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener
dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu 
seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan 
yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.

Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian 
yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. 
Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, 
yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. 

Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara 
dan Asia, kecuali India. 
Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi 
menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.

Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak 
pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. 
Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan 
dan lautan di Bumi.
Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan 
di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, 
terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, 
dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, l
empengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua 
dan dasar lautan bersamanya. 

Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. 
Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, 
dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. 
Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar.
(Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, 
Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)

Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: 
dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung 
sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. 
(Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift” atau 
“gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan ini. 
(National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)

Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an 
bahwa fakta ilmiah ini,yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan,
telah dinyatakan dalam Al Qur’an.
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan 
Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu 
dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (Al Qur’an, 15:22)



Ramalan Kemenangan Romawi atas Persia
 
“Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat 
dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, 
dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum 
dan sesudah (mereka menang).” (Al Qur’an, 30:1-4)

Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, 
hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, 
ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. 

Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. 
Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat 
hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, 
apalagi merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia,
tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius 
bagi Kekaisaran Bizantium. 

Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. 
Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada 
di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. 

Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan 
Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria,
Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, 
diserbu oleh bangsa Persia. 
 (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society,
Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)



Diselamatkannya Jasad Fir’aun

“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat 
Foto Fir'aun Ramses 2menjadi pelajaran bagi orang-orang
yang datang sesudahmu” [QS 10:92]
Maurice Bucaille dulunya adalah 
peneliti mumi Fir’aun di Mesir. 
Pada mumi Ramses II Dia menemukan 
keganjilan,yaitu kandungan garam
yang sangat tinggi pada tubuhnya.  

Dia baru kemudian menemukan jawabannya 
di Al-Quran, ternyata Ramses II ini adalah 
Firaunyang dulu ditenggelamkan oleh Allah swt ketika sedang mengejar Nabi Musa as.
Injil & Taurat hanya menyebutkan bahwa Ramses II tenggelam; 
tetapi hanya Al-Quran yang kemudian menyatakan bahwa mayatnya
diselamatkan oleh Allah swt, 
sehingga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.

Perhatikan bahwa Nabi Muhammad saw hidup 3000 tahun setelah
kejadian tersebut, dan tidak ada cara informasi tersebut 
(selamatnya mayat Ramses II) dapat ditemukan beliau (karena di Injil & 
Taurat pun tidak disebut). Makam Fir’aun, Piramid, yang tertimbun tanah baru ditemukan 
oleh arkeolog Giovanni Battista Belzoni tahun 1817.  
Namun Al-Quran bisa menyebutkannya karena memang firman Allah swt 
(bukan buatan Nabi Muhammad saw).



Segala Sesuatu diciptakan Berpasang-pasangan

Al Qur’an yang berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam tumbuh-tumbuhan, 
juga menyebut adanya pasangan dalam rangka yang lebih umum, 
dan dengan batas-batas yang tidak ditentukan.

“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan 
semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka 
maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui.” [Yaa Siin 36:36]

Kita dapat mengadakan hipotesa sebanyak-banyaknya mengenai arti hal-hal yang manusia 
tidak mengetahui pada zaman Nabi Muhammad. Hal-hal yang manusia tidak mengetahui itu 
termasuk di dalamnya susunan atau fungsi yang berpasangan,baik dalam benda yang paling 
kecil atau benda yang paling besar, baik dalam benda mati atau dalam benda hidup. 

 Yang penting adalah untuk mengingat pemikiran yang dijelaskan dalam ayat itu 
secara rambang dan untuk mengetahui bahwa kita tidak menemukan pertentangan 
dengan Sains masa ini.
Meskipun gagasan tentang “pasangan” umumnya bermakna laki-laki dan perempuan, 
atau jantan dan betina, ungkapan “maupun dari apa yang tidak mereka ketahui
”dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas.
Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. I

lmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan 
secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. 
Penemuan ini, yang disebut “parité”, menyatakan bahwa materi berpasangan 
dengan lawan jenisnya:
anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. 
Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, 
dan protonnya bermuatan negatif.
Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:

“…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … 
dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa 
penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum 
di setiap saat, di setiap tempat.”

Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi,
melainkan dibawa oleh meteor-meteor 
melalui letupan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian “dikirim ke bumi”, 
persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. 
Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, 
di saat Al Qur’an diturunkan. 

Tulisan di atas hanyalah sebagian kecil dari keajaiban Al Qur’an yang ada 
dan ternyata sesuai dengan ilmu pengetahuan modern. 
Bagi yang ingin tahu lebih banyak silahkan baca buku referensi di bawah.
Jelas Al Qur’an itu benar dan tak ada keraguan di dalamnya.

”Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya;
petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” [Al Baqarah:2]

Jika agama lain bisa punya lebih dari 4 versi kitab suci yang berbeda
satu dengan lainnya, maka Al Qur’an hanya ada satu dan tak ada 
pertentangan di dalamnya:
”Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? 
Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, 
tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak 
di dalamnya.” [An Nisaa’:82]

Al Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang bisa dihafal jutaan manusia 
(Hafidz/penghafal Al Qur’an) sehingga keaslian/kesuciannya selalu terjaga.
.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber:
Harun Yaya
Mukjizat Al Qur’an, Prof. Dr. Quraisy Syihab
BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern
Dr. Maurice Bucaille

Judul Asli: La Bible Le Coran Et La Science
Alih bahasa: Prof. Dr. H.M. Rasyidi
Penerbit Bulan Bintang, 1979
Kramat Kwitang I/8 Jakarta

Sabtu, 25 Desember 2010

Kisah seekor kupu-kupu

           Seseorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu . Suatu hari lubang kecil muncul. Dia duduk mengamati dalam beberapa jam calon kupu-kupu itu ketika dia berjuang dengan memaksa dirinya melewati lubang kecil itu Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi. Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya. Dia mengambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu.

         Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh gembung dan kecil, sayap-sayap mengkerut. Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yang mungkin
akan berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Semuanya tak pernah terjadi.
Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang.

           Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah proses Alami yang di gariskan Allah SWT, untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke dalam sayap-sayapnya sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.


Moral :

           Kadang-kadang perjuangan adalah suatu yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Allh SWT membiarkan kita hidup tanpa hambatan perjuangan, itu mungkin justru akan melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya yang dibutuhkan untuk menopang cita-cita dan harapan yang kita mintakan.
Kita mungkin tidak akan pernah dapat “Terbang” Sesungguhnya Allah SWT itu Maha Pengasih dan maha Penyayang. Kita memohon Kekuatan…Dan Allah SWT memberi kita kesulitan-kesulitan untuk membuat kita tegar. Kita memohon kebijakan…Dan Allah SWT memberi kita berbagai persoalan hidup untuk diselesaikan agar kita bertambah bijaksana.

Kita memohon kemakmuran…Dan Allah SWT memberi kita Otak dan Tenaga untuk dipergunakan sepenuhnya dalam mencapai kemakmuran. Kita memohon Keteguhan Hati…Dan Allah SWT memberi Bencana dan Bahaya untuk diatasi. Kita memohon Cinta…Dan Allah SWT memberi kita orang-orang bermasalah untuk diselamatkan dan dicintai.

           Kita memohon Kemurahan Kebaikan Hati…Dan Allah SWT memberi kita kesempatan-kesempatan yang silih berganti. Begitulah cara Allah SWT membimbing Kita… Apakah jika saya tidak memperoleh yang saya inginkan, berarti bahwa saya tidak mendapatkan segala yang saya butuhkan?
Kadang Allah SWT tidak memberikan yang kita minta, tapi dengan pasti Allah SWT memberikan yang terbaik untuk kita, kebanyakan kita tidak mengerti mengenal, bahkan tidak mau menerima rencana Tuhan, padahal justru itulah yang terbaik untuk kita. (Anonymous)


—Wallahu alam—

-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber :
http://masenchipz.com/kisah-seekor-kupu-kupu

Thuma'ninah Hati

           Kekuatan sebuah doa adalah terletak pada ke istiqomahan dalam berdoa. Pengertian istiqomah adalah berpendirian teguh atas jalan yang lurus, berpegang pada akidah Islam dan melaksanakan syariat dengan teguh, tidak berubah dan berpaling walau dalam apa-apa keadaan sekalipun.

           Istiqomah dalam berdoa berarti hal yang dilakukan terus menerus dengan penuh ikhlas, penuh pengharapan dan keyakinan akan permohonan yang dipanjatkan kepada Allah, tidak pernah kecewa meskipun doanya belum dikabulkan. Istiqomah diibaratkan mengasah pisau yang sudah berkarat dan pada satu titik pisau itu akan menjadi putih dan tajam.

         Mengalami kejadian apapun maka sabarlah. Setelah sabar maka akan muncul sebuah kesadaran. Setelah sadar maka sholat lah (berdoa dsb.) yang disertai dengan keyakinan. Maka buahnya adalah WUJUD, yaitu terkabulnya permintaan itu


Caranya adalah sadari bahwa ALLAH adalah sang CREATOR. Libatkan ALLAH dan serahkanlah ke ALLAH semua urusan yang kita inginkan maka ALLAH yang akan mengambil alih urusan itu. Disini secara otomatis ada 2 komponen yang terlibat yaitu sholat (ibadah, usaha), yakin (pasrah). Dan yang terakhir adalah tinggal menunggu saja (wujud).


          Contoh lain dari istiqomah adalah tetesan air yang menetes terus menerus sampai bisa menembus batu hitam.
Amatilah alam, air mengalir, angin berhembus, matahari terbit dari sebelah timur dan tenggelam di ufuk barat dan besuk pagi kembali terbit. Doa yang dilantunkan dengan istiqomah inilah yang bisa menggetarkan arasy dan akhirnya Allah mengabulkan permohonan hamba-Nya itu.


          “Sesungguhnya orang-orang yg menyatakan ” Tuhan kami adl Allah ” kemudian mereka istiqomah maka para malaikat akan turun kepada mereka ” Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dgn syurga yg telah dijanjikan Allah kepadamu” 
 
Penjelasan Istiqomah menurut etimotogi bahasa adl sedang-sedang atau tengah-tengah. Menurut terminologi syara` adl menetapi jalan yg benar dgn menjalankan perintah Allah SWT dan meninggalkan larangan-Nya baik dhohir maupun bathin . Beberapa sahabat Nabi SAW pernah ditanya tentang istiqomah dan jawaban mereka berbeda-beda.

Abu Bakar Ash-Shidiq menyatakan istiqomah adl Anda tidak menyekutukan Allah SWT sama sekali. Umar bin Khattab menyatakan istiqomah adl engkau menjalankan perintah Allah SWT dan meninggalkan larangan-Nya dan tidak bersikap seperti musang.

Ustman bin Affan berpendapat istiqomah itu ya ikhlas. Sedangkan Ali bin Abi Thalib mengatakan istiqomah itu mengerjakan kewajiban-kewajiban. Sementara sebagian para `ulama berkesimpulan bahwa istiqomah itu terbagai kepada tiga hal yaitu ;
    Istiqomah dalam ucapan berarti menjaga lisan sesuai dgn ketentuan syahadat.
    Istiqomah dalam hati berupa kejujuran kemauan dalam kalbu.
Kejujuran dalam raga berupa menjalankan ibadah dan ketaatan. Iman manusia itu terdapat gradasi naik-turun. Manakala iman seseorang naik maka amal sholehnya akan banyak. Tapi sebaliknya bila iman sedang turun maka timbul rasa malas utk beramal shaleh. Untuk itu kita perlu istiqomah agar menjaga iman ini selalu stabil dalam amal sholeh. Hal ini membutuhkan beberapa perangkat ;
    Kita perlu utk menjaga kesholehan kita baik dhahir maupun bathin krn kita hidup utk diuji dan mati sewaktu-waktu akan menghampiri kita sehingga kita perlu persiapan selalu.
    Kita harus menetapi keyakinan yg benar berdasarkan ajaran Rasulullah SAW dan salaf sholeh yg disebut dgn ahlissunnah wal jamaah.
    Kita perlu selalu bersikap moderat sesuai dgn ajaran Islam tidak ekstrim dan tidak pula kendor.
    Kita harus berpakaian dgn akhlak mulia yg diajartkan oleh Al Qur`an dan dicontohkan Rasulullah SAW .
Kita perlu pendamping atau kawan yg sholeh agar selalu mengingatkan kita kalau pada suatu saat kita teledor. Semoga kita selalu istiqomah dijalan Allah SWT dgn mempraktekkan Islam dalam kehidupan kita. Wallahu `Alam.
------------------------------------------------------------------------------------------------------
sumber :
http://muchtohar.wordpress.com/2009/01/21/istiqomah
Ditulis dari Bagian Perjalanan Jiwa
22 Januari 2009 – 07:40 WIB

http://blog.re.or.id/istiqomah.htm
Oleh Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
sumber file al_islam.chm
--------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kisah Cinta Khadijah r.a dan Rasulullah SAW

 Siapakah khadijah?

           Dia adalah Khadijah r.a, seorang wanita janda, bangsawan, hartawan, cantik dan budiman. Ia disegani oleh masyarakat Quraisy khususnya, dan bangsa Arab pada umumnya. Sebagai seorang pengusaha, ia banyak memberikan bantuan dan modal kepada pedagang-pedagang atau melantik orang-orang untuk mewakili urusan-urusan perniagaannya ke luar negeri.

Banyak pemuda Quraisy yang ingin menikahinya dan sanggup membayar mas kawin berapa pun yang dikehendakinya, namun selalu ditolaknya dengan halus kerana tak ada yang berkenan di hatinya.
  
                                                           * * *


         Bermimpi melihat matahari turun kerumahnya

           Pada suatu malam ia bermimpi melihat matahari turun dari langit, masuk ke dalam rumahnya serta memancarkan sinarnya merata kesemua tempat sehingga tiada sebuah rumah di kota Makkah yang luput dari sinarnya.

Mimpi itu diceritakan kepada sepupunya yang bernama Waraqah bin Naufal. Dia seorang lelaki yang berumur lanjut, ahli dalam mentakbirkan mimpi dan ahli tentang sejarah bangsa-bangsa purba. Waraqah juga mempunyai pengetahuan luas dalam agama yang dibawa oleh Nabi-Nabi terdahulu.

Waraqah berkata: “Takwil dari mimpimu itu ialah bahwa engkau akan menikah kelak dengan seorang Nabi akhir zaman.” “Nabi itu berasal dari negeri mana?” tanya Khadijah bersungguh-sungguh. “Dari kota Makkah ini!” ujar Waraqah singkat. “Dari suku mana?” “Dari suku Quraisy juga.” Khadijah bertanya lebih jauh: “Dari keluarga mana?” “Dari keluarga Bani Hasyim, keluarga terhormat,” kata Waraqah dengan nada menghibur. Khadijah terdiam sejenak, kemudian tanpa sabar meneruskan pertanyaan terakhir: “Siapakah nama bakal orang agung itu, hai sepupuku?” Orang tua itu mempertegas: “Namanya Muhammad SAW. Dialah bakal suamimu!”
Khadijah pulang ke rumahnya dengan perasaan yang luar biasa gembiranya. Belum pernah ia merasakan kegembiraan sedemikian hebat. Maka sejak itulah Khadijah senantiasa bersikap menunggu dari manakah gerangan kelak munculnya sang pemimpin itu.

                                                         * * *


        Lamaran dari khadijah kepada Rasulullah s.a.w

       Muhammad Al-Amiin muncul di rumah Khadijah. Wanita usahawan itu berkata
Khadijah: “Hai Al-Amiin, katakanlah apa keperluanmu!” (Suaranya ramah, bernada dermawan. Dengan sikap merendahkan diri tapi tahu harga dirinya)

Muhammad SAW berbicara lurus, terus terang, meskipun agak malu-malu tetapi pasti.
Muhammad SAW: “Kami sekeluarga memerlukan nafkah dari bagianku dalam rombongan niaga. Keluarga kami amat memerlukannya untuk mencarikan jodoh bagi anak saudaranya yang yatim piatu”

(Kepalanya tertunduk, dan wanita hartawan itu memandangnya dengan penuh ketakjuban)

Khadijah: “Oh, itukah….! Muhammad, upah itu sedikit, tidak menghasilkan apa-apa bagimu untuk menutupi keperluan yang engkau maksudkan,”. “Tetapi biarlah, nanti saya sendiri yang mencarikan calon isteri bagimu”.(Ia berhenti sejenak, meneliti).


Kemudian meneruskan dengan tekanan suara memikat dan mengandung isyarat
Khadijah: “Aku hendak mengawinkanmu dengan seorang wanita bangsawan Arab. Orangnya baik, kaya, diinginkan oleh banyak raja-raja dan pembesar-pembesar Arab dan asing, tetapi ditolaknya. Kepadanyalah aku hendak membawamu”.


khadijah (Khadijah tertunduk lalu melanjutkan): “Tetapi sayang, ada aibnya…! Dia dahulu sudah pernah bersuami. Kalau engkau mau, maka dia akan menjadi pengkhidmat dan pengabdi kepadamu”.
Pemuda Al-Amiin tidak menjawab. Mereka sama-sama terdiam, sama-sama terpaku dalam pemikirannya masing-masing. Yang satu memerlukan jawapan, yang lainnya tak tahu apa yang mau dijawab. Khadijah r.a tak dapat mengetahui apa yang terpendam di hati pemuda Bani Hasyim itu, pemuda yang terkenal dengan gelaran Al-Amiin (jujur). Pemuda Al-Amiin itupun mungkin belum mengetahui siapa kira-kira calon yang dimaksud oleh Khadijah r.a.

Rasulullah SAW minta izin untuk pulang tanpa sesuatu keputusan yang ditinggalkan. Ia menceritakan kepada Pamannya.
Rasulullah SAW: “Aku merasa amat tersinggung oleh kata-kata Khadijah r.a. Seolah-olah dia memandang enteng dengan ucapannya ini dan itu “anu dan anu….” Ia mengulangi apa yang dikatakan oleh perempuan kaya itu.
‘Atiqah juga marah mendengar berita itu. Dia seorang perempuan yang cepat naik darah kalau pihak yang dinilainya menyinggung kehormatan Bani Hasyim. Katanya: “Muhammad, kalau benar demikian, aku akan mendatanginya”.

‘Atiqah tiba di rumah Khadijah r.a dan terus menegurnya: “Khadijah, kalau kamu mempunyai harta kekayaan dan kebangsawan, maka kamipun memiliki kemuliaan dan kebangsawanan. Kenapa kamu menghina puteraku, anak saudaraku Muhammad?”
Khadijah r.a terkejut mendengarnya. Tak disangkanya bahwa kata-katanya itu akan dianggap penghinaan. Ia berdiri menyabarkan dan mendamaikan hati ‘Atiqah:
Khadijah : “Siapakah yang sanggup menghina keturunanmu dan sukumu? Terus terang saja kukatakan kepadamu bahwa dirikulah yang kumaksudkan kepada Muhammad SAW. Kalau ia mau, aku bersedia menikah dengannya; kalau tidak,aku pun berjanji tak akan bersuami hingga mati”.

Pernyataan jujur ikhlas dari Khadijah r.a membuat ‘Atiqah terdiam. Kedua wanita bangsawan itu sama-sama cerah. Percakapan menjadi serius. “Tapi Khadijah, apakah suara hatimu sudah diketahui oleh sepupumu Waraqah bin Naufal?” tanya ‘Atiqah sambil meneruskan: “Kalau belum cobalah meminta persetujuannya.” “Ia belum tahu, tapi katakanlah kepada saudaramu, Abu Thalib, supaya mengadakan perjamuan sederhana. Jamuan minum, dimana sepupuku diundang, dan disitulah diadakan majlis lamaran”, Khadijah r.a berkata seolah-olah hendak mengatur siasat. Ia yakin Waraqah takkan keberatan karena dialah yang menafsirkan mimpinya akan bersuamikan seorang Nabi akhir zaman.

‘Atiqah pulang dengan perasaan tenang, puas. Pucuk dicinta ulam tiba. Ia segera menyampaikan berita gembira itu kepada saudara-saudaranya: Abu Thalib, Abu Lahab, Abbas dan Hamzah. Semua riang menyambut hasil pertemuan ‘Atiqah dengan Khadijah “Itu bagus sekali”, kata Abu Thalib, “tapi kita harus bermusyawarah dengan Muhammad SAW lebih dulu.”


                                                                         * * *

         Khadijah yang cantik

          Sebelum diajak bermusyawarah, maka terlebih dahulu ia pun telah menerima seorang perempuan bernama Nafisah, utusan Khadijah r.a yang datang untuk menjalin hubungan kekeluargaan. Utusan peribadi Khadijah itu bertanya:
Nafisah : “Muhammad, kenapa engkau masih belum berfikir mencari isteri?”
Muhammad SAW menjawab: “Hasrat ada, tetapi kesanggupan belum ada.”

Nafisah “Bagaimana kalau seandainya ada yang hendak menyediakan nafkah? Lalu engkau mendapat seorang isteri yang baik, cantik, berharta, berbangsa dan sekufu pula denganmu, apakah engkau akan menolaknya?”
Rasulullah SAW: “Siapakah dia?” tanya Muhammad SAW.
Nafisah : “Khadijah!” Nafisah berterus terang. “Asalkan engkau bersedia, sempurnalah segalanya. Urusannya serahkan kepadaku!”

Usaha Nafisah berhasil. Ia meninggalkan putera utama Bani Hasyim dan langsung menemui Khadijah r.a, menceritakan kesediaan Muhammad SAW. Setelah Muhammad SAW menerimapemberitahuan dari saudara-saudaranya tentang hasil pertemuan dengan Khadijah r.a, maka baginda tidak keberatan mendapatkan seorang janda yang usianya lima belas tahun lebih tua daripadanya.

Betapa tidak setuju, apakah yang kurang pada Khadijah? Ia wanita bangsawan, cantik, hartawan, budiman. Dan yang utama karena hatinya telah dibukakan Tuhan untuk mencintainya, telah ditakdirkan akan dijodohkan dengannya. Kalau dikatakan janda, biarlah! Ia memang janda umur empat puluh, tapi janda yang masih segar, bertubuh ramping, berkulit putih dan bermata jeli. Maka diadakanlah majlis yang penuh keindahan itu.

Hadir Waraqah bin Naufal dan beberapa orang-orang terkemuka Arab yang sengaja dijemput. Abu Thalib dengan resmi meminang Khadijah r.a kepada saudara sepupunya. Orang tua bijaksana itu setuju. Tetapi dia meminta tempoh untuk berunding dengan wanita yang berkenaan.
Pernikahan Muhammad dengan Khadijah

Khadijah r.a diminta pendapat. Dengan jujur ia berkata kepada Waraqah: “Hai anak sepupuku, betapa aku akan menolak Muhammad SAW padahal ia sangat amanah, memiliki keperibadian yang luhur, kemuliaan dan keturunan bangsawan, lagi pula pertalian kekeluargaannya luas”. “Benar katamu, Khadijah, hanya saja ia tak berharta”, ujar Waraqah. “Kalau ia tak berharta, maka aku cukup berharta. Aku tak memerlukan harta lelaki. Kuwakilkan kepadamu untuk menikahkan aku dengannya,” demikian Khadijah r.a menyerahkan urusannya.

Waraqah bin Naufal kembali mendatangi Abu Thalib memberitakan bahwa dari pihak keluarga perempuan sudah bulat mufakat dan merestui bakal pernikahan kedua mempelai. Lamaran diterima dengan persetujuan mas kawin lima ratus dirham. Abu Bakar r.a, yang kelak mendapat sebutan “Ash-Shiddiq”, sahabat akrab Muhammad SAW. sejak dari masa kecil, memberikan sumbangan pakaian indah buatan Mesir, yang melambangkan kebangsawaan Quraisy, sebagaimana layaknya dipakai dalam upacara adat istiadat pernikahan agung, apalagi karena yang akan dinikahi adalah seorang hartawan dan bangsawan pula.

Peristiwa pernikahan Muhammad SAW dengan Khadijah r.a berlangsung pada hari Jum’at, dua bulan sesudah kembali dari perjalanan niaga ke negeri Syam. Bertindak sebagai wali Khadijah r.a ialah pamannya bernama ‘Amir bin Asad.

Waraqah bin Naufal membacakan khutbah pernikahan dengan fasih, disambut oleh Abu Thalib sebagai berikut: “Alhamdu Lillaah, segala puji bagi Allah Yang menciptakan kita keturunan (Nabi) Ibrahim, benih (Nabi) Ismail, anak cucu Ma’ad, dari keturunan Mudhar. “Begitupun kita memuji Allah SWT Yang menjadikan kita penjaga rumah-Nya, pengawal Tanah Haram-Nya yang aman sejahtera, dan menjadikan kita hakim terhadap sesama manusia.

“Sesungguhnya anak saudaraku ini, Muhammad bin Abdullah, kalau akan ditimbang dengan laki-laki manapun juga, niscaya ia lebih berat dari mereka sekalian. Walaupun ia tidak berharta, namun harta benda itu adalah bayang-bayang yang akan hilang dan sesuatu yang akan cepat perginya. Akan tetapi Muhammad SAW, tuan-tuan sudah mengenalinya siapa dia. Dia telah melamar Khadijah binti Khuwailid. Dia akan memberikan mas kawin lima ratus dirham yang akan segera dibayarnya dengan tunai dari hartaku sendiri dan saudara-saudaraku.


“Demi Allah SWT, sesungguhnya aku mempunyai firasat tentang dirinya bahwa sesudah ini, yakni di saat-saat mendatang, ia akan memperolehi berita gembira (albasyaarah) serta pengalaman-pengalaman hebat. “Semoga Allah memberkati pernikahan ini”. Penyambutan untuk memeriahkan majlis pernikahan itu sangat meriah di rumah mempelai perempuan. Puluhan anak-anak lelaki dan perempuan berdiri berbaris di pintu sebelah kanan di sepanjang lorong yang dilalui oleh mempelai lelaki, mengucapkan salam marhaban kepada mempelai dan menghamburkan harum-haruman kepada para tamu dan pengiring.

Selesai upacara dan tamu-tamu bubar, Khadijah r.a membuka isi hati kepada suaminya dengan ucapan: “Hai Al-Amiin, bergembiralah! Semua harta kekayaan ini baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, yang terdiri dari bangunan-bangunan, rumah-rumah, barang-barang dagangan, hamba-hamba sahaya adalah menjadi milikmu. Engkau bebas membelanjakannya ke jalan mana yang engkau redhai !”

Itulah sebagaimana Firman Allah SWT yang bermaksud: “Dan Dia (Allah) mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kekayaan”. (Adh-Dhuhaa: 8)
Alangkah bahagianya kedua pasangan mulia itu, hidup sebagai suami isteri yang sekufu, sehaluan, serasi dan secita-cita.
Dijamin Masuk Syurga

Khadijah r.a mendampingi Muhammad SAW. selama dua puluh enam tahun, yakni enam belas tahun sebelum dilantik menjadi Nabi, dan sepuluh tahun sesudah masa kenabian. Ia isteri tunggal, tak ada duanya, bercerai karena kematian. Tahun wafatnya disebut “Tahun Kesedihan” (‘Aamul Huzni).

Khadijah r.a adalah orang pertama sekali beriman kepada Rasulullah SAW. ketika wahyu pertama turun dari langit. Tidak ada yang mendahuluinya. Ketika Rasulullah SAW menceritakan pengalamannya pada peristiwa turunnya wahyu pertama yang disampaikan Jibril ‘alaihissalam, dimana beliau merasa ketakutan dan menggigil menyaksikan bentuk Jibril a.s dalam rupa aslinya, maka Khadijahlah yang pertama dapat mengerti makna peristiwa itu dan menghiburnya, sambil berkata:
“Bergembiralah dan tenteramkanlah hatimu. Demi Allah SWT yang menguasai diri Khadijah r.a, engkau ini benar-benar akan menjadi Nabi Pesuruh Allah bagi umat kita. “Allah SWT tidak akan mengecewakanmu. Bukankah engkau orang yang senantiasa berusaha untuk menghubungkan tali persaudaraan? Bukankah engkau selalu berkata benar? Bukankah engkau senantiasa menyantuni anak yatim piatu, menghormati tamu dan mengulurkan bantuan kepada setiap orang yang ditimpa kemalangan dan musibah?”

Khadijah r.a membela suaminya dengan harta dan dirinya di dalam menegakkan kalimah tauhid, serta selalu menghiburnya dalam duka derita yang dialaminya dari gangguan kaumnya yang masih ingkar terhadap kebenaran agama Islam, menangkis segala serangan caci maki yang dilancarkan oleh bangsawan-bangsawan dan hartawan Quraisy. Layaklah kalau Khadijah r.a mendapat keistimewaan khusus yang tidak dimiliki oleh wanita-wanita lain yaitu, menerima ucapan salam dari Allah SWT. yang disampaikan oleh malaikat Jibril a.s kepada Rasulullah SAW. disertai salam dari Jibril a.s peribadi untuk disampaikan kepada Khadijah radiallahu ‘anha serta dihiburnya dengan syurga.

Kesetiaan Khadijah r.a diimbangi oleh kecintaan Nabi SAW kepadanya tanpa terbatas. Nabi SAW pernah berkata: “Wanita yang utama dan yang pertama akan masuk Syurga ialah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad SAW., Maryam binti ‘Imran dan Asyiah binti Muzaahim, isteri Fir’aun”.

                                                                    * * * 



            Wanita Terbaik

           Sanjungan lain yang banyak kali diucapkan Rasulullah SAW. terhadap peribadi Khadijah r.a ialah: “Dia adalah seorang wanita yang terbaik, karena dia telah percaya dan beriman kepadaku di saat orang lain masih dalam kebimbanga, dia telah membenarkan aku di saat orang lain mendustakanku; dia telah mengorbankan semua harta bendanya ketika orang lain mencegah kemurahannya terhadapku; dan dia telah melahirkan bagiku beberapa putera-puteri yang tidak ku dapatkan dari isteri-isteri yang lain”.

Putera-puteri Rasulullah SAW. dari Khadijah r.a sebanyak tujuh orang: tiga lelaki (kesemuanya meninggal di waktu kecil) dan empat wanita. Salah satu dari puterinya bernama Fatimah, dinikahkan dengan Ali bin Abu Thalib, sama-sama sesuku Bani Hasyim. Keturunan dari kedua pasangan inilah yang dianggap sebagai keturunan langsung dari Rasulullah SAW.
Perjuangan Khadijah

Tatkala Nabi SAW mengalami rintangan dan gangguan dari kaum lelaki Quraisy, maka di sampingnya berdiri dua orang wanita. Kedua wanita itu berdiri di belakang da’wah Islamiah, mendukung dan bekerja keras mengabdi kepada pemimpinnya, Muhammad SAW : Khadijah bin Khuwailid dan Fatimah binti Asad. Oleh karena itu Khadijah berhak menjadi wanita terbaik di dunia. Bagaimana tidak menjadi seperti itu, dia adalah Ummul Mu’minin, sebaik-baik isteri dan teladan yang baik bagi mereka yang mengikuti teladannya.

Khadijah menyiapkan sebuah rumah yang nyaman bagi Nabi SAW sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan membantunya ketika merenung di Gua Hira’. Khadijah adalah wanita pertama yang beriman kepadanya ketika Nabi SAW berdoa (memohon) kepada Tuhannya. Khadijah adalah sebaik-baik wanita yang menolongnya dengan jiwa, harta dan keluarga. Peri hidupnya harum, kehidupannya penuh dengan kebajikan dan jiwanya sarat dengan kebaikan.
Rasulullah SAW bersabda :”Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang ingkar, dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan dan dia menolongku dengan hartanya ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa.”

Kenapa kita bersusah payah mencari teladan di sana-sini, padahal di hadapan kita ada “wanita terbaik di dunia,” Khadijah binti Khuwailid, Ummul Mu’minin yang setia dan taat, yang bergaul secara baik dengan suami dan membantunya di waktu berkhalwat sebelum diangkat menjadi Nabi dan meneguhkan serta membenarkannya.

Khadijah mendahului semua orang dalam beriman kepada risalahnya, dan membantu beliau serta kaum Muslimin dengan jiwa, harta dan keluarga. Maka Allah SWT membalas jasanya terhadap agama dan Nabi-Nya dengan sebaik-baik balasan dan memberinya kesenangan dan kenikmatan di dalam istananya, sebagaimana yang diceritakan Nabi SAW, kepadanya pada masa hidupnya.
Ketika Jibril A.S. datang kepada Nabi SAW, dia berkata :”Wahai, Rasulullah, inilah Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah dan makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan salam kepadanya dari Tuhannya dan aku, dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga dari mutiara yang tiada keributan di dalamnya dan tidak ada kepayahan.” [HR. Bukhari dalam "Fadhaail Ashhaabin Nabi SAW. Imam Adz-Dzahabi berkata:"Keshahihannya telah disepakati."]
Bukankah istana ini lebih baik daripada istana-istana di dunia, hai, orang-orang yang terpedaya oleh dunia ? Sayidah Khadijah r.a. adalah wanita pertama yang bergabung dengan rombongan orang Mu’min yang orang pertama yang beriman kepada Allah di bumi sesudah Nabi SAW. Khadijah r.a. membawa panji bersama Rasulullah SAW sejak saat pertama, berjihad dan bekerja keras. Dia habiskan kekayaannya dan memusuhi kaumnya. Dia berdiri di belakang suami dan Nabinya hingga nafas terakhir, dan patut menjadi teladan tertinggi bagi para wanita.
Betapa tidak, karena Khadijah r.a. adalah pendukung Nabi SAW sejak awal kenabian. Ar-Ruuhul Amiin telah turun kepadanya pertama kali di sebuah gua di dalam gunung, lalu menyuruhnya membaca ayat-ayat Kitab yang mulia, sesuai yang dikehendaki Allah SWT.

Kemudian dia menampakkan diri di jalannya, antara langit dan bumi. Dia tidak menoleh ke kanan maupun ke kiri sehingga Nabi SAW melihatnya, lalu dia berhenti, tidak maju dan tidak mundur. Semua itu terjadi ketika Nabi SAW berada di antara jalan-jalan gunung dalam keadaan kesepian, tiada penghibur, teman, pembantu maupun penolong.

Nabi SAW tetap dalam sikap yang demikian itu hingga malaikat meninggalkannya. Kemudian, beliau pergi kepada Khadijah dalam keadaan takut akibat yang didengar dan dilihatnya. Ketika melihatnya, Khadijah berkata :”Dari mana engkau, wahai, Abal Qasim ? Demi Allah, aku telah mengirim beberapa utusan untuk mencarimu hingga mereka tiba di Mekkah, kemudian kembali kepadaku.” Maka Rasulullah SAW menceritakan kisahnya kepada Khadijah r.a.
Khadijah r.a. berkata :”Gembiralah dan teguhlah, wahai, putera pamanku. Demi Allah yang menguasai nyawaku, sungguh aku berharap engkau menjadi Nabi umat ini.” Nabi SAW tidak mendapatkan darinya, kecuali pe neguhan bagi hatinya, penggembiraan bagi dirinya dan dukungan bagi urusannya. Nabi SAW tidak pernah mendapatkan darinya sesuatu yang menyedihkan, baik berupa penolakan, pendustaan, ejekan terhadapnya atau penghindaran darinya. Akan tetapi Khadijah melapangkan dadanya, melenyapkan kesedihan, mendinginkan hati dan meringankan urusannya. Demikian hendaknya wanita ideal.

Itulah dia, Khadijah r.a., yang Allah SWT telah mengirim salam kepadanya. Maka turunlah Jibril A.S. menyampaikan salam itu kepada Rasul SAW seraya berkata kepadanya :”Sampaikan kepada Khadijah salam dari Tuhannya. Kemudian Rasulullah SAW bersabda :”Wahai Khadijah, ini Jibril menyampaikan salam kepadamu dari Tuhanmu.” Maka Khadijah r.a. menjawab :”Allah yang menurunkan salam (kesejahteraan), dari-Nya berasal salam (kesejahteraan), dan kepada Jibril semoga diberikan salam (kesejahteraan).”

Sesungguhnya ia adalah kedudukan yang tidak diperoleh seorang pun di antara para shahabat yang terdahulu dan pertama masuk Islam serta khulafaur rasyidin. Hal itu disebabkan sikap Khadijah r.a. pada saat pertama lebih agung dan lebih besar daripada semua sikap yang mendukung da’wah itu sesudahnya. Sesungguhnya Khadijah r.a. merupakan nikmat Allah yang besar bagi Rasulullah SAW. Khadijah mendampingi Nabi SAW selama seperempat abad, berbuat baik kepadanya di saat beliau gelisah, menolongnya di waktu-waktu yang sulit, membantunya dalam menyampaikan risalahnya, ikut serta merasakan penderitaan yang pahit pada saat jihad dan menolong- nya dengan jiwa dan hartanya.

Rasulullah SAW bersabda :”Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkari. Dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan. Dan dia memberikan hartanya kepadaku ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa. Allah mengaruniai aku anak darinya dan mengharamkan bagiku anak dari selain dia.” [HR. Imam Ahmad dalam "Musnad"-nya, 6/118]
Diriwayatkan dalam hadits shahih, dari Abu Hurairah r.a., dia berkata :”Jibril datang kepada Nabi SAW, lalu berkata :”Wahai, Rasulullah, ini Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah, makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan kepadanya salam dari Tuhan-nya dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga, (terbuat) dari mutiara yang tiada suara ribut di dalamnya dan tiada kepayahan.” [Shahih Bukhari, Bab Perkawinan Nabi SAW dengan Khadijah dan Keutamaannya, 1/539

------------------------------------------------------------------------------------------------------

rujukan:Tokoh-tokoh Wanita di Sekitar Rasulullah SAW karangan Muhammad Ibrahim Saliim
http://kehidupannabimuhammadsaw.wordpress.com/2010/07/01/kisah-cinta-diantara-siti-khadijah-ra-dengan-nabi-muhammad-saw/